Ada 3000-an orang yang berhasil menaklukkan puncak tertinggi di dunia, Gunung Everest. Tentu saja untuk menaklukkan puncak gunung setinggi 8.848 meter di atas permukaan laut itu perlu persiapan fisik yang prima karena mendaki gunung Everest tak seperti mendaki jalan aspal menanjak. Selain cuaca yang ekstrim, tipisnya udara, serta jalannya yang terjal dan curam, jika tak kuat fisik dan tak awas mata, para pendaki bisa tergelincir jatuh ke jurang. Dengan tantangan seperti itu, adakah harapan bagi orang buta untuk menaklukkan Everest?
Ternyata dari 3000-an penakluk gunung itu terdapat nama Erik Weihenmayer yang menjadi legenda. Ia dipuja bukan cuma karena kekuatan fisiknya yang hebat, tetapi karena ia adalah orang buta pertama yang menaklukkan Gunung Everest.
Ketika lahir pada 23 September 1968, ia tidak buta. Namun penyakit bawaan Retinoschisis membuatnya mengalami kebutaan total pada usia 13 tahun. Meski begitu ia tak kehilangan harapannya untuk bisa mendaki gunung. Sejak usia remaja ia sering mendaki gunung meski matanya buta. Puncaknya ketika pada 25 Mei 2001 ia berhasil menaklukkan Everest.
Tak berhenti di sana, Erik kemudian mencoba mendaki puncak-puncak tinggi lainnya yang jadi dambaan para pendaki gunung dunia. Pada 20 Agustus 2008, ia berhasil menaklukkan Carstensz Pyramid yang membuat Eril Weihenmayer berhasil menaklukkan Seven Summit, tujuh puncak tertinggi. "Orang sering terperangkap dalam pikiran bahwa hanya ada satu cara untuk melakukan sesuatu," kata Erik. Dan Erik telah membuktikannya bahwa orang buta pun tak perlu kehilangan harapan untuk bisa menaklukkan Seven Summit sekalipun.
0 comments: